A.Tujuan
Menetapkan normalitas larutan HCl 0,1 N dengan bahan baku soda kering ( Na2CO3 )
B.Dasar Teori
Soda adalah garam yang bersifat basa, sehingga dapat bereaksi dengan HCl karena HCl adalah asam kuat sedangkan soda bersifat basa lemah maka dipakai SM sebagai indikator
C.Alat dan Bahan
Alat:
-Neraca analitik
-Erlenmeyer
-Corong
-Buret
-Hot plate
-Beaker glass
-Batang pengaduk
-Botol semprot
-Kaca arloji
Bahan:
-Aquadest
-Na2CO3
-Larutan HCl 0,1 N
-Indikator jingga metil
-Kertas isap
D.Cara Kerja
- Ditimbang 0,2 gram soda kering
- Dilarutkan dengan aquadest 50 ml
- Diteteskan indikator 2-3 tetes
- Dimasukkan larutan HCl 0,1 N ke dalam buret
- Dititrasi larutan HCl dengan larutan Na2CO3
- Berhenti titrasi , dipanaskan erlenmeyer hingga larutan berubah warna
- Dititrasi kembali hingga mencapai titik akhir
Data Penimbangan 1
Berat kaca arloji kosong + sampel = 19,0530 gram
Berat kaca arloji kosong = 18,8526 gram
sampel = 0,2004 gram
Data Penimbangan 2
Berat kaca arloji kosong + sampel = 37,7614 gram
Berat kaca arloji kosong =37,5613 gram
Sampel =0,2001 gram
Tabel Titrasi
No
|
Berat sampel
|
ml HCl 0,1 N
|
Warna
|
||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
|
0,2004
gram
|
30,00
ml
|
34,50
ml
|
kuning
|
Jingga
|
2
|
0,2001
gram
|
30,60
ml
|
33,20
ml
|
kuning
|
jingga
|
Data Perhitungan
N HCl ( Penimbangan 1 ) = mg soda
V HCl x Bst Soda
= 200,4 34,50 x 53
=0,1096 N
N HCl ( Penimbangan 2 ) = mg soda
V HCl x Bst Soda
= 200,1
33,20 x 53
=0,1137 N
F.Pembahasan
Dari data penimbangan 1 dan 2 volume yang didapatkan juga berbeda dengan selisih 0,0041 N . titrasi pun berbeda yaitu 34,50 ml dan 33,20 ml . Hal yang dapat menimbulkan selisih yang besar adalah kontaminasi atau kesalahan saat bekerja. seharusnya tidak ada selisih pada konsentrasi berbeda akibat dari selisih penimbangan.
G.Kesimpulan
Kesimpulannya adalah N HCl yang didapat adalah 0,1096 N dari penimbangan 1 dan 0,1137 N dari penimbangan 2
H.Daftar Pustaka
Damayanti,Rini.2015.Analisis Titrimetri.Bogor . SMK AK Nusa Bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar